Headlines News :
Home » » bumiayu:contoh orang dewasa

bumiayu:contoh orang dewasa

Written By Unknown on Jumat, 16 Maret 2012 | Jumat, Maret 16, 2012

bumiayu hacker - Menjadi orang dewasa sangat ideal dan di dambakan semua kaum adam dan hawa,tapi semua itu butuh proses yang sangat panjangan dan matang( kaya buah aja sudah matang) wkwk.Orang yang sudah dewasa memiliki banyak kelebihana dan pengalaman pengetahuan yang agung sehingga menjadi orang yang arif dalam melakukan tindak kan apapun daripada orang yang masih di bawah rata-rata yang kita sebut maaf ababil(labil) untuk menentukan jati dirinya sendiri.Menjadi dewasa bukanlah pilihan tetapi keharusan untuk hidup lebih baik dari sebelumya.Ciri-ciri orang dewasa dapat diketahui yaitu,


  1. Selalu bertanggung jawab atas apa yang diperbuat
  2. Mampu menghadapi tantangan dengan baik meskipun gagal tetapi tidak menyerah
  3. Dapat bersyukur dimasa-masa sulit,biasanya orang yang masih labil akan sulit bersyukur dimasa-masa sulit yang ada malah memberontak
  4. Dapat mengubah kekurangan menjadi kelebihan.Tentunya hal ini diawali dari sikap bersyukur terlebih dahulu
  5. Memberikan yang terbaik sangat melakukan tindakan
  6. Dapat berpikir bijak walaupun di situasi sulit
  7. Dapat mengontrol amarah saat ada sesuatu yang menyakitkan hati
  8. Tidak gegabah dan selalu berpikir matang sebelum bertindak
  9. Dapat memanfaatkan situasi untuk hasil yang lebih baik
  10. Memiliki prinsip hidup yang kuat

    sebagai salah satu contoh di atas kita ambil sempel saja nomor 10. memiliki prinsip hidup yang kuat..Filosofi hidup hampir berkaitan dengan prinsip hidup. Semua
    orang yang masih eksis mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup,
    prinsip hidup maupun filosofi hidup. Tentunya hal ini cukup berbeda
    di antara satu dengan lainnya dalam menyikapinya. Karena, setiap
    orang itu tidak sama, setiap orang itu unik, setiap orang merupakan
    mahluk individualisme yang membedakan satu dengan lainnya.

    Ada yang mempunyai tujuan hidup yang begitu kuat, namun
    prinsip hidupnya lemah, atau sebaliknya ada orang yang mempunyai
    tujuan hidup yang lemah, namun memiliki prinsip hidup yang kuat. Ini
    tidaklah menjadi suatu permasalahan, yang penting seberapa baiknya
    seseorang menyambung hidupnya dengan berbagai persoalan dunia yang
    ada, atau dengan kata laiinya bagaimana kondisi psikologis/jiwa
    seseorang dalam menjalani hidupnya.

    Prinsip hidup masih jauh kaitannya dengan psikologi, namun
    psikologi mau tau mau berhubungan langsung dengan prinsip hidup.
    Karena, dengan menijau prinsip hidup seseorang dapat diketahui
    kondisi jiwa seseorang. Prinsip hidup dan filosofi hidup sangat luas
    cakupannya, tidak hanya ditinjau dari segi psikologi, tapi seluruh
    cabang ilmu pengetahuan yang ada. Prinsip hidup seseorang dapat
    diambil dari perspektif psikologi, agama, seni, literatural,
    metafisika, filsafat dsb.

    Bagi sebagian orang, filosofi hidup dapat dijadikan sebagai
    panutan hidup, agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar.
    Adapula sebagaian orang yang tidak menghiraukan apa itu tujuan hidup
    dan filosofi hidup, ia hanya hidup mengikuti arus yang mengalir dan
    sebagian orang lagi, terlalu kuat memegang tujuan hidup dan filosofi
    hidupnya sehingga membuat ia menjadi keras dan keras, Jadi,
    kesimpulannya ada 3 sifat manusia yang bisa ditinjau dari filosofi
    hidupnya, yaitu orang yang lemah, orang yang netral dan orang yang
    keras.

    Orang yang lemah adalah orang yang tidak mempunyai tujuan hidup atau
    prinsip hidup. Ia tidak tahu untuk apa ia hidup, ia tidak berusaha
    mengetahui kebenaran di balik fenomena alam ini, sehingga terkadang
    baik dan buruk dapat dijalaninya. Orang yang netral adalah orang
    yang mempunyai tujuan dan prinsip hidup, tetapi tidak mengukuhinya
    dengan terlalu kuat. Ia berusaha mencari kebenaran hidup dan hidup
    dalam kebijakan dan kebenaran, ia bebas dan netral, tidak kurang dan
    tidak melampaui, ia berada di tengah-tengah. Orang yang kuat adalah
    orang yang memegang kuat tujuan dan prinsip hidupnya. Sehingga ia
    mampu melakukan apa saja demi tercapai tujuannya. Ia terikat oleh
    filosofinya, ia kuat dan kaku berada di atas pandangannya, ia merasa
    lebih unggul dari orang lain dan melebihi semua orang.
    Jika ditinjau dari sisi psikologi. Orang-orang yang di atas juga
    dapat dikategorikan, seperti orang yang mempunyai jiwa yang lemah,
    jiwa yang sedang dan jiwa yang kuat. Namun, untuk yang berjiwa
    sehat, seseorang tidak hanya dilihat dari jiwa lemah, sedang ataupun
    kuatnya. Penerapan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari
    itulah yang penting.

    Pada dasarnya, tujuan dan prinsip hidup seseorang itu baik dan
    bersih. Pada saat seseorang dalam keadaan tenang, ia membuat
    berbagai tujuan dan prinsip dalam hidupnya, namun ketika diterapkan
    timbul beberapa hambatan dari luar dirinya atau adanya pengaruh dari
    lingkungan eksternalnya. Salah satu pengaruh terbesar dari luar
    dirinya adalah panca indera. Panca indera yang tidak terjaga dengan
    baik akan membuat seseorang terpeleset dari tujuan dan prinsip
    hidupnya. Telinga bisa mendengar, mata bisa melihat, mulut bisa
    berbicara. Semua itu harus dikendalikan dengan baik.
    Sebagai contoh konkret, saya mempunyai tujuan hidup menjadi
    seseorang yang berguna untuk menolong semua mahluk hidup sampai ajal
    menemui dan filosofi hidupnya adalah bila ada orang baik kepada
    saya, maka saya akan baik kepadanya, dan bila ada orang jahat kepada
    saya, maka saya akan baik juga kepadanya. Dari filosofi hidup ini,
    jika dilihat dari sisi psikologinya, orang tersebut mempunyai jiwa
    yang sehat, tidak mendendam dan bahagia menerima hidup. Namun, itu
    hanyalah sebuah filosofi hidup, yang terpenting adalah bagaimana ia
    menerapkan dalam perilakunya, apakah bisa sesempurna dengan filosofi
    hidupnya atau hanya sekedar membuat filosofi hidup tetapi tidak
    dijalankannya ataupun ia membuat suatu filosofi hidup, namun ia
    susah menjalannya karena tidak bisa menahan godaan atau hambatan
    dari luar dirinya.

    Sebuah filosofi hidup bisa didapatkan dari seorang pemikir-pemikir
    jenius yang bijaksana, bebas dan terpelajar. Biasanya orang tersebut
    dianggap sebagai seorang filsuf, pelopor kebijakan. Masing-masing
    negara memiliki tokoh filosofinya. Orang pertama yang memperkenalkan
    filsafat hidup ke dalam ilmu pengetahuan adalah orang Yunani yang
    kebetulan pada saat itu negaranya merupakan negara yang bebas dalam
    berkarya. Terbukti begitu banyak para filsuf terkenal kebanyakan
    dari bangsa Yunani, seperti Aristoteles, Plato dan Socrates.
    Socrateslah yang paling banyak memberi pengaruh kepada dunia ilmu
    pengetahuan, maka dia disebut Bapak Filsafat. Sedangkan, dari ilmu
    psikologi, Bapak Sigmud Frued disebut-sebut sebagai Bapak Psikologi
    yang paling banyak memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan.
    Kedua tokoh dunia ini sama-sama memiliki pemikiran yang luar biasa
    untuk menciptakan pengetahuan-pengetahuan mengenai asal usul dari
    segala sesuatu, meskipun cakupannya berbeda, namun, psikologi dan
    filsafat tidak bisa dipisahkan dan sebaliknya. Banyak tokoh
    psikologi yang semula mempelajari filsafat kemudian melanjutkan
    pengetahuannya ke bidang psikologi.
    Beberapa kata kutipan yang diambil da
    ri kedua tokoh ini, yakni :

    " Makanan enak, baju indah, dan segala kemewahan, itulah yang kau
    sebut kebahagiaan, namun aku percaya bahwa suatu keadaan di mana
    orang tidak mengharapkan apa pun adalah kebahagiaan yang tertinggi
    (Socrates)".
    Dan,

    " Mereka yang percaya, tidak berpikir. Mereka yang berfikir, tidak
    percaya (Sigmud Frued)".

    Disini dapat dilihat, bahwa terjadi suatu studi banding antara kedua
    ilmu tersebut, Masing-masing membicarakan asal asul segala sesuatu
    menurut perspektif ilmunya. Namun, dari kedua ilmu tersebut
    mempunyai suatu kesamaan, bahkan banyak kesamaan yang membahas
    mengenai asal mulanya sesuatu yang pasti ada hubungannya dengan
    manusia dan alam sekitarnya.

    Seorang Socrates membicarakan kebahagiaan dan seorang Sigmund Frued
    membicarakan pikiran, tentunya kedua hal ini mempunyai kaitan yang
    cukup besar. Filosofi hidup yang diberikan oleh Socrates mengenai
    kebahagiaan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan Ilmu
    psikologi yang diberikan oleh Sigmund Frued mengenai pikiran (alam
    sadar atau alam bawah sadar) dapat dijadikan landasan seseorang
    untuk mencapai kebahagiaan.

    Oleh sebab itu, seseorang yang mempelajari psikologi maupun
    tidak, harus memiliki satu tujuan hidup atau filosofi hidup agar
    bisa berkembang, dan seseorang yang mempelajari filsafat maupun
    tidak, harus memperhatikan apakah dan bagaimanakah agar filosofinya
    dapat diterapkan dengan baik dan benar sehingga mempunyai
    psikologis/jiwa yang sehat untuk maju dan berhasil.

    "Jika seseorang tahu kebenaran yang mendasar tentang segala sesuatu,
    maka itulah inti pengetahuan'.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Entri Populer

 
█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌
Cyber4rt 2012 | SomeRight Reserved Copyright © 2011. bumiayu - All Rights Reserved
Template Modified by Hack4rt | Novalbintangs