Kunci cintaku
‘’Aku
kangen kamu say’’, sms itu membelai akan mataku, hatiku merekah menari indah di
pusaran rindu yang begitu menggebu, gimana tidak???. Sms yang dinanti nanti, akhirnya mampir juga ke layar handphone ku.
‘’ Aku juga kangen kamu say’’, jemariku menari di atas kiped hp dengan
lincahnya, ingatanku melompat lompat, berlarian kearah 5 tahun silam, masa di
mana Yuda belum pergi ke negei seberang. Aku masih duduk di bangku MTS. Dia
kakak kelasku, dulu semua teman-teman ku heboh membicarakan sosok pria yang
bernama Yuda. Mereka berlomba-lomba mengambil hati Yuda, dari mulai berangkat
sekolah bareng dan juga ikut ekstrakurikuler yang sama. Kegilaan mereka tak
khayal mengantarkanku ke lembah penasaran.
Hari
itu datang, hari pertama bertatapan langsung dengan Yuda, tubuhku lemas,
dag…dig…dug gak karuan detak jantungku, aliran darahku terhenti seketika. Wajah
tampan bertubuh kekar itu benar-benar berhasil menculik hatiku, membius
mulutku, meleburkan keangkuhanku tentangnya. Sungguh sosok pria idaman,
pantaslah kalau teman-temanku selalu membicarakannya.
Tiba-tiba
telapak tangan halus itu mendarat ditanganku, Yuda…..’’tuturnya merdu, bola
matanya begitu indah, sinar indahnya menusuk sukmaku, Dewi…., ‘’jawabku sembari
menyodorkan tangan’’, dunia ini begitu indah” gumamku dalam hati…ya sudah saya
duluan ya Wi…’’ Yuda pun meninggalkanku sendiri, membiarakan wajah tampannya
menghilang dari panah mataku.
Sungguh
tak disangka ternyata Yuda juga anak osis, Dia ditugaskan menjadi pengurus
perpustakaan. Hal yang tak diduga pula ternyata Yuda menyeretku menjadi anggota
pengurus perpustakaan, dari sinilah intensitas ketemuanku dengan Yuda semakin
sering. Tiap hari kita ketemu,ngobrol, akhirnya kita pun tukeran nomer handphone.
Komunikasiku begitu lancar dengannya, bahkan setiap hari libur , Yuda selalu
main ke tempatku, Aku sungguh beruntung bisa sedekat ini dengannya. Andai aku
bisa memilikinya, hadoh….tapi itu sungguh tak mungkin.
Dua
tahun berlalu, Yuda sekarang menimba ilmu di salah satu pondok di daerah Brebes.
Aku pun melanjutkan belajar di Pemalang. Sampai suatu hari aku terbius oleh
nomer asing yang mendarat di handphoneku.’’Wi, selamat ulang tahun, aku main ke
tempatmu ya, aku lagi dijalan’’, dadaku tersentak , otakku seketika merespon
kalimat itu’’ hah….yang bener Yud, oke aku tunggu di perempatan sirandu yah,,,,”message
sending….” Aku loncat kegirangan, menari-nari tak beraturan, tak sadar adikku
memperhatikan tingkah konyolku,’’mba kenang apa? Kaya wong edan sung….’’, ‘’
huss…. Cah cilik ora olih melu-melu, hahaha…’’ aku tak peduli respon adikku
yang menggelitik penasaran.
Kukayuh
sepeda polygon biru, kayuhanku terasa ringan, tak ada bobot apapun yang
memperberat langlah sepedaku. Mungkin karena perasaanku yang begitu riang,
treng….. treng…..treng…., tepat di perempatan sirandu, di depan sirandu mall,
hand phoneku berbunyi, suara merdu menyapa di sana.’’ Wi, sapa Yuda ‘’ aku sudah sampai
Yud….
‘’ Ya udah tunggu aku ya, bentar
lagi aku sampai.
Aku
tak bisa memaparkan keadaan hatiku, busur-busur cintaku mulai meruncingkan
ujungnya, lalu lalang motor, mobil, sepeda, becak menambah keramaian hatiku
saat ini. Tit….tit….tit…. suara klakson motor….motor itu menghampiriku, sosok
pria berjaket hitam, bercelana putih dan bersepatu putih itu turun dari motor,
dilepasnya helm hitam yang melingkar di kepalanya, glek…. kutelan
ludah….gubrak…..’’hatiku terpeleset melihat ketampanan itu, dia memandangku
lekat, akupun tak ingin menyianyiakan kesempatan ini, tanpa kedip kupandangi
wajah tampannya’’Yu……da…..’’ terpatah aku memanggilnya’’….. iya Wi, ini aku….’’
Tambah ganteng aja Yud,’’kucoba menata diri, kuberhasil menguasai diriku saat
ini. ‘’Ah kamu bisa aja Wi, kamu juga tambah cantik sekarang,” tangan halusnya
mulai mencolek pundakku….”
Oh….ya… selamat ulang tahun ya,
maaf aku ga bisa ngasih apa-apa, cuma bingkisan kecil ini yang bisa aku
berikan.
‘’Makasih ya Yud, tak perlu
repot-repotlah, kamu sudah dating kemari pun itu merupakan kado terindah
Yud…..sekali lagi makasih banyak ya Yud.
‘’Ke rumahku yuk……, ajakku ke
Yuda dengan penuh harapan.
‘’hmmm, lain kali aja ya Wi, aku
harus balik ke pondok sekarang.
‘’ ya sudah lain kali wajib lho .
.
‘’ insyaAllah,’’ Jawabanya dengan
senyum merekah.Aku balik dulu ya,semoga kado itu bermanfaat,tangan halusnya
mengelus Jilbab putihku .
Amin . . .hati hati ya yud,kalau
sudah sampai kabarin Aku ya,,Aku pulang dengan muka berseri-seri ,bingkisan itu
Aku letakan dikeranjang depan sepedaku.
Tanpa
basa basi,malamnya yuda telefon aku,yuda nembak aku,hadoooh aku terasa terbang
menembus lazuaardi,kakiku tak dapat menapak,aku terhanyut lantunan
cintanya.manisnya cinta,indahnya kasih dapat Aku teguk sekarang,inilah
cintaku,cinta yang kupendam bertahun tahun lamanya akhirnya ku dekap
juga,sebulan,dua bulan komunikasi itu masih lancar,mengijak bulan ketiga
komunikasiku berkurang,itu karena Yuda sibuk dengan rencana keberangkatanya
menimba ilmu di negri piramida,tapi Aku tak pernah mengeluh akan hal itu,ku
berusaha ngertiin Dia,setahun berikutnya,tepat ulang tahun ke 17 ku,Yuda
bertandang ke rumah,boneka pink bertulis’’I LOVE YOU” Yuda berikan untukku,cincin
putih Yuda lingkarkan di jariku.Aku tak menyangka Yuda seromantis
itu,kebahagianku kali ini bercampur dengan kegelisahan yang tak terkira
kekhawatiran yang begitu dahsyat,ketakutan akan Yuda melupakanku kalu Yuda
sudah berada di Mesir sana,tapi Yuda selalu meyakinkanku”tenang say,Aku gak
akan selingkuh,Aku Cuma belajar disana,Aku tak akan tergoda oleh wanita
sana,karena ada kamu say,yang selalu mengisi relung hatiku kali ini Aku lebih
lama bertatapan dengannya,ku pandangi lekuk wajahnya,Aku tak ingin semua ini
berakhir,tanpa sadar cairan bening itu menetes,pipiku basah,Yudapun mencobamenenangkan
hatiku ,jari-jari lentiknya mengusap pipiku,”jangan menangis wi, Aku psati
pulang untukmu”
Kebrangkatan
Yuda kemesir puntiba,semua berjalan begitu cepat, sebulan sudah Yuda
dimesir,setiap malam Yuda pasti menelfonku,kita sering chat bareng.Tak pernah
terbesit di benakku untuk menduakan Yuda,karena Aku yakin Yuda juga ga mungkin
menduakanku.Aku yang selalu mengimbangi waktunya,sesibuk apapun Aku,Aku selalu
sempatkan waktu chatt dengannya.Aku akan setia menunggunya sampai fajar tiba.
Keganjilan
itu mulai kucium,komunikasiku tak selancar lagi,sebulan bisa
Di hitung jari berpa kali aku
chat,sampai suatu saat ketika genap setahun di Mesir,dengan alas an gak bias
long distance. Yuda menginginkan pisah denganku,mataku terbelalak,gemetar tak
karuan,Aku tak percaya akan semua ini,bertahun tahun Aku dengannya .manis pahit
cinta kita teguk berdua,sekarang Yuda benar benar berubah,kesetianku sia sia.
Keputusan
Yuda meninggalkanku adalah tamparan keras untukku, aku berusaha ikhlasin
semuanya, tapi ternyata ga semudah membalikkan telapak tangan, semuanya masih
begitu nyata. Senyum Yuda, janji Yuda masih terngiang jelas diingatanku, bagiku
dia makhluk sempurna yang berhak menjadi imamku kelak.
Setelah putus dengan Yuda, aku ga
bias buka hatiku untuk orang lain. Sampai saat inipun aku masih sangat
tertutup. Kalau bicara tentang hati, jujur aku masih sangat berharap Yuda akan
kembali untukku. Aku tau ini memang tak baik untukku mengharapkan seseorang
yang tak pasti, tapi inilah aku dengan sejuta kesetiaan yang ingin aku buktikan
ke Yuda. Seringkali Ibu membrondongku dengan pertanyaan-pertanyaan yang
membuatku geram ‘’siapa pacarmu sekarang Wi, ingat unur nak’’. Pertanyaan
seperti ini yang membuat tubuhku bergetar bak tertimpa gempa tsunami
berkekuatan 5,8 skalarichter hanya senyum yang ku berikan untuk pertanyaan Ibu,
tapi Ibu tak tinggal diam, aku melihat berjuta pertanyaan siap Ibu lontarkan ke
aku, aku semakin tersudut. Aku tau maksud Ibu baik, Ibu nggak ingin aku
berharap yang tak pasti, umurku tidak muda lagi, apalagi hidup di desa, 23
tahun belum nikah itu sudah menjadi bahan gunjingan para tetangga.
‘’Karena masih mengharapkan Yuda Wi??’’
hatiku berkecamuk, bingung tak karuan, aku ngga tau harus jawab apa, bibirku
kacau, kalau aku jawab iya, Ibu pasti kecewa, kalau aku jawab ngga pasti jutaan
pertanyaan siap menerkaku. ‘’Kenapa diema Wi,’’ jawab pertanyaan Ibu, ‘’iya Bu,
aku masih cinta Yuda, aku yakin suatu saat Yuda akan kembali untukku bu, entah
itu kapan, tapi aku percaya itu.’’Mendengar jawabanku Ibu hanya menggelengkan
gelengkan kepala, rona kecewa tersirat jelas di wajah Ibu, Ibu hanya diam dan
mengelus pundakku. Ibu beranjak meninggalkanku, ‘’Wi, cintamu begitu besar,
semoga kau mendapatkan seseorang yang terbaik untukmu. Ibu pun berlalu
meneruskan langkahnya, menghilang dari pandanganku.
Aku
terdiam, aku tak tau apa yang harus aku lakukan, bibirku kelu, aku tersudut
diantara dua pilihan, di satu sisi aku masih sangat sangat mengharapkan Yuda,
sementara Yuda sudah meninggalkanku, di sisi lain Ibu telah menuntutku untuk
mencari pendamping hidup.
Aku taju
niat Yuda baik, Yuda ingin melanjutkan studynya dulu tanpa memikirkan yang
namanya pacaran tapi bukanlah pacaran seperti ini gak akan mempengaruhi
studynya? Pacaran kita long distance, yang ga nuntut ketemu setiap hari, aku
ngga nuntut telfon-telfon an atau sms an setiap waktu, aku Cuma menuntut
kesetiaan.
Ah…… memikirkan
semua ini membuat dadaku semakin sesak. Terasa berat beban yang aku pikul,
bagaimanapun aku akan tetap mencintaimu, biarlah aku menunggu sampai kau
kembali, cinta ini hanya untukmu dan akan selalu kusimpan rapat dalam koper
cintaku, aku akan berusaha tegar atas bertubi-tubi masalah yang menerkaku,
semoga aku bias menghadapi semua ini. Semoga aku bias mengikhlaskan Yuda,
seperti Yuda yang telah pergi menjauh dari kehidupanku, cinta ini akan selalu
kusimpan koper cintaku, kunci koper itu hanya aku yang tau dan akan kusimpan
selamanya.
Kalau
memang Yuda jodohku, Allah pasti mempertemukan kembali aku dan Yuda di waktu
dan tempat yang indah. Semoga penantianku akan berbuah manis pada masanya.
Biodata
Sang penulis Ermi Diana
mempunyai nama pena chacha Diana masih sangat pemula dalam hal ini
menulis tapi tetap semangat belajar selali mencoba dan mencoba.
SMCO & kelas cendol menjadi teman belajarnya
PENULIS :HACKER BUMIAYU
PENULIS :HACKER BUMIAYU
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !