Headlines News :
Home » » CERPEN "Kunci cintaku"

CERPEN "Kunci cintaku"

Written By Unknown on Senin, 14 November 2011 | Senin, November 14, 2011


Kunci cintaku

            ‘’Aku kangen kamu say’’, sms itu membelai akan mataku, hatiku merekah menari indah di pusaran rindu yang begitu menggebu, gimana tidak???. Sms yang dinanti nanti,  akhirnya mampir juga ke layar handphone ku. ‘’ Aku juga kangen kamu say’’, jemariku menari di atas kiped hp dengan lincahnya, ingatanku melompat lompat, berlarian kearah 5 tahun silam, masa di mana Yuda belum pergi ke negei seberang. Aku masih duduk di bangku MTS. Dia kakak kelasku, dulu semua teman-teman ku heboh membicarakan sosok pria yang bernama Yuda. Mereka berlomba-lomba mengambil hati Yuda, dari mulai berangkat sekolah bareng dan juga ikut ekstrakurikuler yang sama. Kegilaan mereka tak khayal mengantarkanku ke lembah penasaran.
            Hari itu datang, hari pertama bertatapan langsung dengan Yuda, tubuhku lemas, dag…dig…dug gak karuan detak jantungku, aliran darahku terhenti seketika. Wajah tampan bertubuh kekar itu benar-benar berhasil menculik hatiku, membius mulutku, meleburkan keangkuhanku tentangnya. Sungguh sosok pria idaman, pantaslah kalau teman-temanku selalu membicarakannya.
            Tiba-tiba telapak tangan halus itu mendarat ditanganku, Yuda…..’’tuturnya merdu, bola matanya begitu indah, sinar indahnya menusuk sukmaku, Dewi…., ‘’jawabku sembari menyodorkan tangan’’, dunia ini begitu indah” gumamku dalam hati…ya sudah saya duluan ya Wi…’’ Yuda pun meninggalkanku sendiri, membiarakan wajah tampannya menghilang dari panah mataku.
            Sungguh tak disangka ternyata Yuda juga anak osis, Dia ditugaskan menjadi pengurus perpustakaan. Hal yang tak diduga pula ternyata Yuda menyeretku menjadi anggota pengurus perpustakaan, dari sinilah intensitas ketemuanku dengan Yuda semakin sering. Tiap hari kita ketemu,ngobrol, akhirnya kita pun tukeran nomer handphone. Komunikasiku begitu lancar dengannya, bahkan setiap hari libur , Yuda selalu main ke tempatku, Aku sungguh beruntung bisa sedekat ini dengannya. Andai aku bisa memilikinya, hadoh….tapi itu sungguh tak mungkin.
            Dua tahun berlalu, Yuda sekarang menimba ilmu di salah satu pondok di daerah Brebes. Aku pun melanjutkan belajar di Pemalang. Sampai suatu hari aku terbius oleh nomer asing yang mendarat di handphoneku.’’Wi, selamat ulang tahun, aku main ke tempatmu ya, aku lagi dijalan’’, dadaku tersentak , otakku seketika merespon kalimat itu’’ hah….yang bener Yud, oke aku tunggu di perempatan sirandu yah,,,,”message sending….” Aku loncat kegirangan, menari-nari tak beraturan, tak sadar adikku memperhatikan tingkah konyolku,’’mba kenang apa? Kaya wong edan sung….’’, ‘’ huss…. Cah cilik ora olih melu-melu, hahaha…’’ aku tak peduli respon adikku yang menggelitik penasaran.
            Kukayuh sepeda polygon biru, kayuhanku terasa ringan, tak ada bobot apapun yang memperberat langlah sepedaku. Mungkin karena perasaanku yang begitu riang, treng….. treng…..treng…., tepat di perempatan sirandu, di depan sirandu mall, hand phoneku berbunyi, suara merdu menyapa di sana.’’ Wi, sapa Yuda ‘’ aku sudah sampai Yud….
‘’ Ya udah tunggu aku ya, bentar lagi aku sampai.
            Aku tak bisa memaparkan keadaan hatiku, busur-busur cintaku mulai meruncingkan ujungnya, lalu lalang motor, mobil, sepeda, becak menambah keramaian hatiku saat ini. Tit….tit….tit…. suara klakson motor….motor itu menghampiriku, sosok pria berjaket hitam, bercelana putih dan bersepatu putih itu turun dari motor, dilepasnya helm hitam yang melingkar di kepalanya, glek…. kutelan ludah….gubrak…..’’hatiku terpeleset melihat ketampanan itu, dia memandangku lekat, akupun tak ingin menyianyiakan kesempatan ini, tanpa kedip kupandangi wajah tampannya’’Yu……da…..’’ terpatah aku memanggilnya’’….. iya Wi, ini aku….’’ Tambah ganteng aja Yud,’’kucoba menata diri, kuberhasil menguasai diriku saat ini. ‘’Ah kamu bisa aja Wi, kamu juga tambah cantik sekarang,” tangan halusnya mulai mencolek pundakku….”
Oh….ya… selamat ulang tahun ya, maaf aku ga bisa ngasih apa-apa, cuma bingkisan kecil ini yang bisa aku berikan.
‘’Makasih ya Yud, tak perlu repot-repotlah, kamu sudah dating kemari pun itu merupakan kado terindah Yud…..sekali lagi makasih banyak ya Yud.
‘’Ke rumahku yuk……, ajakku ke Yuda dengan penuh harapan.
‘’hmmm, lain kali aja ya Wi, aku harus balik ke pondok sekarang.
‘’ ya sudah lain kali wajib lho . .
‘’ insyaAllah,’’ Jawabanya dengan senyum merekah.Aku balik dulu ya,semoga kado itu bermanfaat,tangan halusnya mengelus Jilbab putihku .
Amin . . .hati hati ya yud,kalau sudah sampai kabarin Aku ya,,Aku pulang dengan muka berseri-seri ,bingkisan itu Aku letakan dikeranjang depan sepedaku.
            Tanpa basa basi,malamnya yuda telefon aku,yuda nembak aku,hadoooh aku terasa terbang menembus lazuaardi,kakiku tak dapat menapak,aku terhanyut lantunan cintanya.manisnya cinta,indahnya kasih dapat Aku teguk sekarang,inilah cintaku,cinta yang kupendam bertahun tahun lamanya akhirnya ku dekap juga,sebulan,dua bulan komunikasi itu masih lancar,mengijak bulan ketiga komunikasiku berkurang,itu karena Yuda sibuk dengan rencana keberangkatanya menimba ilmu di negri piramida,tapi Aku tak pernah mengeluh akan hal itu,ku berusaha ngertiin Dia,setahun berikutnya,tepat ulang tahun ke 17 ku,Yuda bertandang ke rumah,boneka pink bertulis’’I LOVE YOU” Yuda berikan untukku,cincin putih Yuda lingkarkan di jariku.Aku tak menyangka Yuda seromantis itu,kebahagianku kali ini bercampur dengan kegelisahan yang tak terkira kekhawatiran yang begitu dahsyat,ketakutan akan Yuda melupakanku kalu Yuda sudah berada di Mesir sana,tapi Yuda selalu meyakinkanku”tenang say,Aku gak akan selingkuh,Aku Cuma belajar disana,Aku tak akan tergoda oleh wanita sana,karena ada kamu say,yang selalu mengisi relung hatiku kali ini Aku lebih lama bertatapan dengannya,ku pandangi lekuk wajahnya,Aku tak ingin semua ini berakhir,tanpa sadar cairan bening itu menetes,pipiku basah,Yudapun mencobamenenangkan hatiku ,jari-jari lentiknya mengusap pipiku,”jangan menangis wi, Aku psati pulang untukmu”
            Kebrangkatan Yuda kemesir puntiba,semua berjalan begitu cepat, sebulan sudah Yuda dimesir,setiap malam Yuda pasti menelfonku,kita sering chat bareng.Tak pernah terbesit di benakku untuk menduakan Yuda,karena Aku yakin Yuda juga ga mungkin menduakanku.Aku yang selalu mengimbangi waktunya,sesibuk apapun Aku,Aku selalu sempatkan waktu chatt dengannya.Aku akan setia menunggunya sampai fajar tiba.
            Keganjilan itu mulai kucium,komunikasiku tak selancar lagi,sebulan bisa
Di hitung jari berpa kali aku chat,sampai suatu saat ketika genap setahun di Mesir,dengan alas an gak bias long distance. Yuda menginginkan pisah denganku,mataku terbelalak,gemetar tak karuan,Aku tak percaya akan semua ini,bertahun tahun Aku dengannya .manis pahit cinta kita teguk berdua,sekarang Yuda benar benar berubah,kesetianku sia sia.
            Keputusan Yuda meninggalkanku adalah tamparan keras untukku, aku berusaha ikhlasin semuanya, tapi ternyata ga semudah membalikkan telapak tangan, semuanya masih begitu nyata. Senyum Yuda, janji Yuda masih terngiang jelas diingatanku, bagiku dia makhluk sempurna yang berhak menjadi imamku kelak.
Setelah putus dengan Yuda, aku ga bias buka hatiku untuk orang lain. Sampai saat inipun aku masih sangat tertutup. Kalau bicara tentang hati, jujur aku masih sangat berharap Yuda akan kembali untukku. Aku tau ini memang tak baik untukku mengharapkan seseorang yang tak pasti, tapi inilah aku dengan sejuta kesetiaan yang ingin aku buktikan ke Yuda. Seringkali Ibu membrondongku dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatku geram ‘’siapa pacarmu sekarang Wi, ingat unur nak’’. Pertanyaan seperti ini yang membuat tubuhku bergetar bak tertimpa gempa tsunami berkekuatan 5,8 skalarichter hanya senyum yang ku berikan untuk pertanyaan Ibu, tapi Ibu tak tinggal diam, aku melihat berjuta pertanyaan siap Ibu lontarkan ke aku, aku semakin tersudut. Aku tau maksud Ibu baik, Ibu nggak ingin aku berharap yang tak pasti, umurku tidak muda lagi, apalagi hidup di desa, 23 tahun belum nikah itu sudah menjadi bahan gunjingan para tetangga.
‘’Karena masih mengharapkan Yuda Wi??’’ hatiku berkecamuk, bingung tak karuan, aku ngga tau harus jawab apa, bibirku kacau, kalau aku jawab iya, Ibu pasti kecewa, kalau aku jawab ngga pasti jutaan pertanyaan siap menerkaku. ‘’Kenapa diema Wi,’’ jawab pertanyaan Ibu, ‘’iya Bu, aku masih cinta Yuda, aku yakin suatu saat Yuda akan kembali untukku bu, entah itu kapan, tapi aku percaya itu.’’Mendengar jawabanku Ibu hanya menggelengkan gelengkan kepala, rona kecewa tersirat jelas di wajah Ibu, Ibu hanya diam dan mengelus pundakku. Ibu beranjak meninggalkanku, ‘’Wi, cintamu begitu besar, semoga kau mendapatkan seseorang yang terbaik untukmu. Ibu pun berlalu meneruskan langkahnya, menghilang dari pandanganku.
            Aku terdiam, aku tak tau apa yang harus aku lakukan, bibirku kelu, aku tersudut diantara dua pilihan, di satu sisi aku masih sangat sangat mengharapkan Yuda, sementara Yuda sudah meninggalkanku, di sisi lain Ibu telah menuntutku untuk mencari pendamping hidup.
            Aku taju niat Yuda baik, Yuda ingin melanjutkan studynya dulu tanpa memikirkan yang namanya pacaran tapi bukanlah pacaran seperti ini gak akan mempengaruhi studynya? Pacaran kita long distance, yang ga nuntut ketemu setiap hari, aku ngga nuntut telfon-telfon an atau sms an setiap waktu, aku Cuma menuntut kesetiaan.
            Ah…… memikirkan semua ini membuat dadaku semakin sesak. Terasa berat beban yang aku pikul, bagaimanapun aku akan tetap mencintaimu, biarlah aku menunggu sampai kau kembali, cinta ini hanya untukmu dan akan selalu kusimpan rapat dalam koper cintaku, aku akan berusaha tegar atas bertubi-tubi masalah yang menerkaku, semoga aku bias menghadapi semua ini. Semoga aku bias mengikhlaskan Yuda, seperti Yuda yang telah pergi menjauh dari kehidupanku, cinta ini akan selalu kusimpan koper cintaku, kunci koper itu hanya aku yang tau dan akan kusimpan selamanya.
            Kalau memang Yuda jodohku, Allah pasti mempertemukan kembali aku dan Yuda di waktu dan tempat yang indah. Semoga penantianku akan berbuah manis pada masanya.




Biodata
Sang penulis Ermi Diana  mempunyai nama pena chacha Diana masih sangat pemula dalam hal ini menulis tapi tetap semangat belajar selali mencoba dan mencoba.
SMCO & kelas cendol menjadi teman belajarnya

PENULIS :HACKER BUMIAYU
           


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Entri Populer

 
█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌
Cyber4rt 2012 | SomeRight Reserved Copyright © 2011. bumiayu - All Rights Reserved
Template Modified by Hack4rt | Novalbintangs